Dalam novel ini, Radit menceritakan kisah cintanya mulai dari cinta diam-diam, indahnya masa PDKT, hingga ditolak mentah-mentah. Selain kisah cintanya, Radit juga menyelipkan beberapa kisah keluarganya. Buku ini keseluruhan sangat menarik dibaca karena sesuai dengan kehidupan sehari-hari seperti cinta diam-diam karena takut mengungkapkan isi hatinya.
Sinopsis
Suatu ketika Dika mengunjungi rumah Anjani Dina, ia adalah cinta pertamanya saat sekolah di bangku SMA. Saat berkunjung ke rumah Anjani, Dika membawa kerajinan tangan berupa seribu burung bangau dari kertas origami di tangan kanannya.
Sedangkan, di tangan kirinya Dika juga membawakan undangan pernikahan Anjani. Saat itu, kedatangannya diteima dengan baik oleh Bapak Anjani. Hanya saja, beliau sedikit curiga bahwa Dika ingin menggagalkan pernikahan anaknya.
Tetapi, Dika menjelaskan bahwa tujuannya ke rumah Anjani bukan untuk merusak acara pernikahan.
Dika menceritakan kepada Bapak Anjani, dahulu saat SMA memang ia jatuh cinta secara diam-diam kepada Anjani. Hingga Dika dan dua sahabatnya yaitu Bertus dan Cindy membuat grup tiga sekawan yang sering melakukan tindakan penyelidikan atau detektif.
Tetapi, tiga sekawan ini mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah yang cukup sulit yaitu permasalahan grafiti tembok sekolah.
Terdapat tulisan grafiti yang dianggap sebagai bentuk ancaman kepada Kepala Sekolah. Selama bertahun-tahun sampai lulus sekolah, Dika masih penasaran dengan gambar tersebut. Ternyata grafiti itu bukanlah gambar seorang iblis. Tetapi, merupakan gambar marmut yang bentuknya mirip seperti handuk yang diberikan oelh Cindy.
Kasus grafity pertama kali juga disampaikan oleh Cindy, Dika dan Bertus yang meneliti gambar tersebut dengan memahami per dua kata.
Ternyata setelah ditelusuri grafiti tersebut dibuat oleh Cindy sebagai surat cinta. Menurutnya cinta itu seperti marmut merah jambu yang berlarian kesana kemari tanpa berhenti.
Keunggulan
- Bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari sehingga mudah dipahami
- Banyak penggunaan bahasa komedi sehingga membuat cerita tidak monoton
Kekurangan
- Terdapat kalimat dan paragraf yang tidak lengkap sehingga pembaca harus membaca berulang kali agar dapat memahami isinya
- Adanya penggunaan pilihan kata yang vulgar sehingga kurang tepat apabila dibaca oleh anak-anak remaja
Pesan Moral
Pesan moral yang terdapat dalam novel Marmut Merah Jambu yaitu pentingnya untuk bersikap bersyukur, tidak perlu meratapi nasib kehidupan yang seringkali tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Dengan meratapi nasib secara terus menerus justru akan membuat kita menjadi terlalu banyak pikiran atau merasa depresi.