1. The Great Gatsby
Berlatarkan kota New York pada abad ke-20, “The Great Gatsby” menyoroti kehidupan masyarakat elite di Amerika. Hasil karya dari masterpiece F. Scott Fitzgerald ini menunjukkan bagaimana “gap” antara kaum borjuis dan proletar seperti yang dikemukakan oleh Karl Marx. Ditambah dengan adanya semboyan “American Dream” yang membuat masyarakat berbondong-bondong untuk memperkaya diri.
Setiap tokoh utama memiliki latar belakang sosial yang menarik untuk dibahas. Yaitu salah satunya sosok Gatsby. Ia berjuang mati-matian untuk keluar dari lingkaran kemiskinan demi bisa bersama kekasihnya. Dan dalam novel tersebut ada juga Nick, si veteran perang yang tiba-tiba dapat masuk ke dalam perkumpulan bangsawan, juga percaya perempuan di abad 20 yang cenderung matrealistis seperti Daisy Buchanan.
Terdapat banyak sekali isu sosial yang dibahas dalam novel “The Great Gatsby”, mulai dari kelas sosial, status, nilai-nilai kemanusiaan hingga masalah ekonomi “Old Money Vs New Money”.
2. North And South
Kemajuan peradaban dunia sangat terpengaruh oleh revolusi industri. Tetapi, di belakang itu semua pasti ada sisi negatif yang tidak diketahuidan tidak tampak. Novel “North And South” yang pertama kali dirilis pada tahun 1854 ini mengangkat sisi gelap revolusi industri.
Kapitalisme semakin menggerogoti masyarakat kelas menengah ke bawah. Para pekerja banyak yang tergantikan oleh mesin sehingga terjadi kelaparan di mana-mana. Lain daripada itu, para pemilik modal meraup keuntungan yang setinggi-tingginya. Elizabeth Gaskiel sukses menyoroti kehidupan masyarakat pekerja yang dilanda banyak masalah di era revolusi industri.
3. The Scarlet Letter
Sejak dahulu, kaum wanita selalu menghadapi banyak stereotip, salah satunya kesuciannya yang ditentukan dengan status keperawanan. Novel “The Scarlet Letter” mengisahkan tentang kehidupan perempuan yang dianggap tidak suci atau dianggap sebagai pezina karena anak yang ia lahirkan tidak memiliki ayah.
Hester Prynne, tokoh utama dalam novel ini menerima banyak cacian bahkan sampai kekerasan dari masyarakat desanya karena melahirkan anak tanpa seorang ayah. Hester juga diharuskan untuk memakai simbol “A” di pakaiannya sebagai bentuk pengucilan terhadap pezina.
Namun sayangnya, selalu kaum wanita saja yang menjadi korban. Pada saat laki-laki melakukan hal yang sama, semua masyarakat tidak mempermasalahkan soal itu. Nathaniel Hawthorne sukses mengulik kehidupan masyarakat yang religius yang sering kali bermain hakim sendiri dalam novel karyanya ini.
4. Gone With The Wind
Selain kisah romansa yang epik, terdapat banyak sekali isu tentang kehidupan sosial yang dibahas dalam novel “Gone With The Wind”. Scarlett O’Hara si pemeran utama, digambarkan sebagai perempuan hebat yang keras kepala. Scarlett berani menentang tradisi yang tidak akan dilakukan semua perempuan pada abad itu.
Secara tidak langsung, novel ini membahas tentang emansipasi perempuan. Margareth Mitchell juga menuliskan tentang hirarki sosial yang selalu membuat derajat perempuan berada dibawah laki-laki. Novel klasik tentang hubungan romansa masyarakat kalangan atas ini juga berlatar pada Perang Sipil yang membuat ceritanya semakin kompleks.
5. Les Miserables
Seribu kebaikan dapat hilang hanya karena satu kesalahan. Kemalangan ini menimpa Jean Valjean yang dipenjara belasan tahun karena mencuri roti untuk saudaranya yang kelaparan. Sayangnya, saat Jean sudah bertobat dan melakukan banyak kebaikan, yang diingat oleh orang disekitarnya hanya masa lalunya.
“Les Miserables” karya Victor Hugo ini menggambarkan perjalanan hidup rakyat Prancis abad 19,yang pada saat itu keadilan selalu berpihak pada kalangan atas. Selain itu, kondisi pemerintahan yang korupsi ini menjadikan masyarakat menuntut adanya revolusi. Novel yang diterbitkan pada 1862 ini banyak mengandung permasalahan sosial yang menarik untuk dibaca.
6. To Kill a Mockingbird
Novel “To Kill a Mockingbird” termasuk dalam jajaran novel klasik yang tidak pernah lekang oleh zaman. Tulisan yang berasal dari pengalaman sekaligus hasil observasi dari Harper Lee ini sendiri masih terbilang relevan sampai sekarang. Orang kulit hitam sering kali mengalami rasisme hanya karena stereotip yang dimiliki.
Novel ini menceritakan perspektif anak kecil terhadap ayahnya yang selama ini sering menentang ketidakadilan. Salah satunya yang menimpa Tom Robinson, orang kulit hitam yang dituduh bersengama dengan gadis berkulit putih. Selalu ada prasangka terhadap kaum minoritas yang dibahas apik dalam buku klasik ini.
Walaupun agak berat bacanya, novel klasik selalu menyimpan banyak sekali isu sosial yang menarik untuk dibahas. Ceritanya yang kompleks dan berbobot membuat pembaca cenderung berpikir keras.