Pada masa sekarang ini banyak dari sebagian masyarakat memanfaatkan waktunya untuk melakukan segala aktivitasnya, seperti membaca sebuah buku. Kini kegiatan membaca tersebut menjadi salah satu kegiatan yang mulai digandrungi oleh banyak kalangan masyarakat. Mulai dari anak-anak hingga anak muda, menyukai kegiatan membaca buku.
Terdapat berbagai pilihan buku yang bisa kamu baca guna mengisi waktu senggang kamu. Terdiri dari buku novel, buku komik, buku cerita, dan berbagai jenis buku lainnya. Namun, buku novel merupakan salah satu buku yang seringkali dibaca oleh masyarakat, terutamanya kalangan anak muda.
Fur Immer Dein Ian – Valerie
Apakah ada yang lebih menyebalkan dari menyembunyikan perasaan atas nama pertemanan? Saling berdekatan tetapi harus menjaga jarak aman. Semata-mata agar yang kita cintai tetap merasa nyaman.
Sekuat hati mencoba untuk bersikap biasa saja. Nyatanya, setiap kata-kata yang keluar clan bibirnya adalah pemikat luar biasa. Setiap gerak-geriknya adalah candu yang tak bisa diabaikan begitu saja. Tentu, menjadi pengagum dalam diam penuh dengan tantangan.
Bagi Atika dan Damian, pertemuan tak sengaja mereka membawa harapan. Namun, rasanya mereka tak sanggup untuk sating membuka hati. Dan semua rasa lesap bersama udara dingin Munchen sore itu. Dua hati yang diam-diam sating mendambakan menjadi ragu, apakah mungkin bersatu?
Majnun – Anton Kurnia
Majnun adalah kisah tentang cinta dan persahabatan, sekaligus semacam catatan kaki atas sejarah yang dilupakan. Selain itu, pembelaan atas kebebasan dan gugatan terhadap ketidakadilan adalah pokok novel ini. Cerita mengalir dalam bayang-bayang ingatan dan luka masa lalu tokoh-tokohnya, berkelindan dengan riwayat sebuah negeri yang pernah dikoyak oleh kolonialisme, represi politik, dan konflik agama.
“Novel Majnun karya Anton Kurnia adalah undangan untuk merasuki tubuh para pencinta dengan segala disorientasi kemabukan dan kegilaan. Diselubungi oleh Carmina Burana—simfoni yang senapas menuturkan tragedi kemanusiaan: sejarah kekerasan, kekuasaan, kepasrahan—novel ini membawa pembaca ke dalam kataklisme cinta.” —Saras Dewi, pengajar filsafat di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia
“Dalam Majnun, dengan luwes Anton Kurnia menghadirkan kembali dua kisah cinta termasyhur Laila-Majnun dan Yusuf-Zulaikha di dunia kita hari ini. Namun, membaca Majnun tak cuma kita temukan tema asmara,.Anton juga menyaling-silangkannya dengan mitos dalam budaya Sunda-Jawa serta ragam persoalan sosial-politik sembari dengan nakal menyisipkan elemen biografis. Sebuah permainan interteks yang. menarik.” —Sunlie Thomas Alexander, sastrawan dan kritikus sastra