Hai semuuaa, aku mau kasih rekomendasi buku novel horor nih yang pastinya bikin bulu kuduk kamu merinding, hiiiii seremm!!! Dijamin deh kalian bakal tegang pasti bacanya, apa lagi kalo sendiriann hihihihihi.
GONG NYAI GANDRUNG – SEKAR AYU ASMARA
Sebagai pengantin baru, Waru dan Kintan, mulai berburu rumah untuk mereka tempati berdua. Pilihan mereka pun jatuh pada sebuah rumah di daerah Magelang. Saat melihat foto-foto rumah itu dari sang broker, seketika mereka jatuh cinta dengan penampakan setiap ruangannya. Pertama tiba di rumah itu, mereka disambut Pak Wage dan Mbok Jum, sang penjaga rumah, yang begitu ramah dan siap sedia membantu mereka. Semakin menelusuri rumah besar itu, mereka mulai menemukan ruangan-ruangan baru yang menimbulkan banyak pertanyaan.
Apalagi pendopo di halaman belakang, yang tak ditunjukkan sang broker dalam foto-fotonya; ruang bawah tanah, tempat koleksi buku-buku tua berbahasa Jawa dan Belanda, serta lukisan-lukisan sosok kuda; dan peralatan gamelan beserta gongnya yang menumpuk debu di gudang. Setelah menemukan gong itu, Waru dan Kintan mulai dihantui mimpi buruk, bahkan terbangun tengah malam, mendengar suara kuda, dan melihat sosok yang kemudian menghilang. Sebenarnya ada apa di rumah itu?
WINGIT – SARA WIJAYANTO
Novel bertema Horor menceritakan tentang pengalaman Sara Wijayanto selama penelusurannya di tempat yang sudah lama tidak dihuni oleh penghuni dan di dalamnya menyimpan kisah misteri, dianggap “angker” atau berpenghuni makhluk tak kasat mata. Kisah yang dituangkan dalam novel Wingit berisi perjalanan hidup si sosok yang mendiami suatu bangunan kosong, sudah lama ditinggal pergi sang pemilik rumah atau bangunan, Salah satu sosok yang diceritakan ialah Siti mencoba bercerita lewat Sara, kisah semasa ia hidup. Siti mengungkapkan keinginannya untuk menjadi wanita pada umumnya, tidak pernah bermimpi bekerja sebagai wanita penghibur. Siti tidak bisa memilih jalan karirnya karena lingkungan yang membawanya harus menjalani hidup dalam sisi gelap.
JURNAL RISA MAMAT UJANG – RISA SARASWATI
Mamat—tak usah disebut modol-nya—sudah lama aku kenal. Hanya saja karena Peter CS takut, aku jadi jarang memanggilnya. Mau tak mau, jika mereka tak suka, aku pun tak suka. Sedangkan Ujang, aku tak begitu kenal karena dia baru muncul belakangan ini saja. Seringnya kuanggap dia caper. Kupikir kalian juga tak akan tertarik pada dua sosok ini, nyatanya aku salah. Aku baru sadar bahwa ada yang berbeda dari dua hantu laki-laki itu. Keduanya merupakan jiwa periang yang membuat keadaan di sekitar menjadi hangat. Lokasi syuting yang menegangkan dapat dibuat cair oleh Mamat dan Ujang. Penampilan keduanya bisa dibilang cukup menyeramkan, tapi polah tingkah mereka sangat berbeda dibanding sosok-sosok lain yang pernah aku ceritakan.
Saat kuberi tahu tentang rencana menuliskan Mamat-Ujang, berbagai respons muncul dari kalian yang bersemangat ingin lebih jauh mengenal mereka. Gila pikirku, zaman sekarang hantu benar-benar tak ada harga dirinya sampai-sampaibanyak manusia yang tak lagi takut kepada mereka.
Lalu aku kembali berpikir, Bukankah itu tujuanku?
Membuat kalian tak lagi takut pada hantu?
Selamat datang kembali di Jurnal Risa, kali ini bersama Mamat dan Ujang.
MISTERI PATUNG GARAM – RUWI MIETA
Misteri Patung Garam ini menceritakan tentang Kiri Lamari, seorang polisi yang menyelidiki kasus pembunuhan sadis di Surabaya. Novel ini bermula ketika seorang wanita muda ditemukan tewas secara mengenaskan. Korban merupakan seorang pianis yang terbunuh dan ditinggalkan dalam keadaan tidak wajar. Tubuh korban dipenuhi dengan baluran garam sehingga terlihat seperti patung berwarna putih. Berdasarkan hasil pemeriksaan forensik, organ tubuh korban dikeluarkan secara rapi dan diisi dengan garam. Pihak kepolisian pun langsung menyelidiki kasus pembunuhan sadis tersebut. Polisi yang ditugaskan untuk menyelidiki kasus tersebut adalah Kiri Lamari, seorang penyidik muda berpangkat Inspektur Dua (Ipda). Dalam penyelidikan kasus ini, Lamari ditemani Inspektur Saut yang mempunyai umpatan sangat unik dan ajaib. Mereka berdua terus berpacu dengan waktu, karena korban terus berjatuhan. Setelah beberapa hari melakukan penyelidikan, mereka menemukan bahwa sang pelaku memilih korban yang tidak saling mengenal.
Namun, pelaku memilih korban yang mempunyai latar belakang sama, yakni wanita pekerja seni berumur 25 tahun. Lalu, bagaimana kisah selanjutnya? Apakah Lamari berhasil menemukan pelaku pembunuhan sadis tersebut?