1. Happy Ending Machine – Adelina Ayu

Happy Ending Machine

Buku bergenre young adult ini mengisahkan tentang Shailendra, mahasiswa arsitektur yang hidup di dalam lemari alias tidak terbuka dengan seksualitasnya. Sehari-hari, Shailendra memasang topeng agar dirinya tetap aman dari orang tuanya yang homofobik, lingkungan yang tidak ramah dengan kelompok minoritas seksual, dan ketakutan-ketakutan lainnya. Hal ini membuat dia menelan semua keinginannya untuk menjadi diri sendiri, terutama keinginan yang berhubungan dengan pacarnya, Arjuna. Hidup Shailendra yang tersusun rapi dan penuh sandiwara berubah saat ia berkenalan dengan Andra, gadis nyentrik dan spontan, berbanding terbalik dengan dirinya yang selalu berhati-hati. Bersama Andra, Shailendra menemukan kebebasan, rasa sayang, dan keinginan untuk jujur pertama kalinya.

2. Kala Langit Abu-Abu – Pradnya Paramitha

Buku

Kala Langit Abu Abu mengisahkan dua hati yang harus terpisah, perjuangan untuk bertahan, merelakan, hingga memaafkan. Kisah ini tak melulu tentang cinta dua manusia, tapi jauh lebih luas dari itu, tentang sebuah issue yang memang marak dibicarakan namun cukup tabu saat ini, yakni sexual abuse hingga Suicide. Kala Langit Abu Abu dikisahkan dengan cukup baik, konfliknya cukup apik dibalut dengan alur yang tertata rapi.

3. Cerita-cerita Bahagia, Hampir Seluruhnya – Norman Erikson Pasaribu

Buku

Cerita-cerita Bahagia Hampir Seluruhnya adalah kumpulan dua belas cerita yang tidak mengikuti norma yang ada. Terinspirasi oleh konsep Simone Weil, juga penggunaan elemen budaya Batak dan Kristen, kisah-kisah ini menempatkan karakter aneh dalam situasi dan plot yang biasanya diisi oleh karakter hetero. Cerita-cerita itu berbicara satu sama lain, berbicara frasa dan tema. Bahkan kepingan cerita dalam cerita lain, melintas di antara bandara, tumpukan majalah gaya hidup pria dan kenangan Toy Story 3, sehingga masing-masing hampir terasa seperti potongan puzzle yang lebih besar. Dengan alur yang cepat namun pedih, buku ini menyatukan keajaiban realism dan keseharian yang normal.

4. 7 Tastes of Love – Toko Koyanaga

Buku

Seven Tastes of Love memberikan tempat istimewa untuk masakan Jepang yang penuh cita rasa. Novel pemenang The Japan Oishii Novel Award pertama ini menyadarkan bahwa makanan bisa menciptakan jarak, atau sebaliknya, mendekatkanmu dengan orang yang kau sayangi. Sebuah kisah yang akan mengingatkanmu pada rumah.

“Karya lezat yang membuat komite seleksi berteriak, ‘Ini dia juara pertamanya!’” —Ichiriki Yamamoto, Anggota Komite Seleksi The Japan Oishii Novel Award, Penulis Pemenang Naoki Prize

“Naskah yang mengeluarkan bunyi perut keroncongan di seluruh Jepang.” —Kashiwai Hisashi, Anggota Komite Seleksi The Japan Oishii Novel Award, Penulis Kamogawa Shokudo

5. The Case We Met – Flazia

Buku

Mengisahkan tentang Natan, seorang dokter anestasi yang kini tengah terkena kasus karena dianggap melakukan malapraktik saat operasi yang membuat pasiennya meninggal dunia. Natan akhirnya meminta tolong pada sahabat baiknya, Rehan, untuk menyelesaikan kasusnya. Rehan pun meminta bantuan sang adik, Dita, yang menganggap adiknya itu sudah berpengalaman baik dalam menghadapi kasus malapraktik. Persidangan demi persidangan memenculkan berbagai konflik dan kejutan, tapi di luar itu, kisah antara Natan dan Dita hadir menemani mereka.