Tidak sedikit alasan orang-orang gemar akan membaca berbagai buku motivasi, salah satunya tentu memberikan pengetahuan dan ilmu baru. Apabila dilihat dari segi psikis, jiwa ini pun akan menjadi semakin ‘menyala’, terlebih bagi kalian yang dirundung rasa sepi, sedih, ataupun galau dalam menentukan dan menemukan tujuan hidup ini.

Setiap manusia pastinya mempunyai berbagai pergolakannya sendiri, baik itu dengan manusia lainnya maupun dengan batinnya sendiri. Ringan atau beratnya sebuah masalah tergantung dari cara manusia itu menghadapi dan menyelesaikannya. Kita jangan pernah meremehkan setiap masalah yang dialami oleh manusia lainnya, baik itu besar maupun kecil.

Oleh sebab itu, pada setiap buku motivasi tentu ada fokus pembahasannya masing-masing. Semua ragam buku motivasi pun mempunyai penikmatnya sendiri. Artikel ini hendak membahas mengenai beberapa rekomendasi buku motivasi terbaik dan menginspirasi.

Kecerdasan Emosional – Daniel Goleman

Apakah IQ adalah takdir? Ternyata tidak sebagaimana yang lumrah kita pikirkan. Gardner memperlihatkan mengapa orang yang ber-IQ tinggi mengalami kegagalan dan orang yang ber-IQ sedang menjadi sangat sukses. Penyebabnya adalah “kecerdasan emosional”, yang mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati, serta kecakapan sosial.

Kecerdasan emosional merupakan ciri orang-orang yang menonjol dalam kehidupan nyata: mereka yang memiliki hubungan dekat yang hangat dan menjadi bintang di tempat kerja. Ini juga ciri utama karakter dan disiplin diri, altruisme, serta belas kasih—kemampuan-kemampuan dasar yang dibutuhkan bila kita mengharapkan terciptanya masyarakat yang sejahtera.

Sebagaimana ditunjukkan oleh Goleman, kerugian akibat rendahnya kecerdasan emosional dapat berkisar dari kesulitan perkawinan dan mendidik anak hingga ke buruknya kesehatan jasmani. Rendahnya kecerdasan emosional dapat menghambat pertimbangan intelektual dan menghancurkan karier. Barangkali kerugian terbesar diderita oleh anak-anak, yang mungkin bisa mengalami depresi, gangguan makan dan kehamilan yang tak diinginkan, agresivitas, serta kejahatan dengan kekerasan.

Kabar gembiranya, kecerdasan emosional tidak ditentukan sejak lahir. Karena pelajaran-pelajaran emosional yang diperoleh seorang anak akan membentuk sirkuit otaknya, Goleman memberikan pedoman mendetail tentang bagaimana orangtua dan sekolah dapat memanfaatkan kesempatan emas masa kanak-kanak.

Almost Adulting: Self-Help Approach to Deal With Quarter-Life Crisis – NADHIRA AFIFA

“Dengan ribuan opsi karier dan penghargaan yang ada di dunia ini, kenapa saya cuma jadi medioker, ya?” Memasuki usia 20 tahun, saya mulai dihadapkan dengan berbagai pertanyaan terkait jati diri. Banyak pertanyaan yang menggelisahkan batin: sekian tahun ke belakang, sudah ngapain saja? Mau jadi apa di masa depan? Apa tujuan hidup saya? Will I ever be enough? Di situlah saya merasa, saya sedang mengalami masa quarter-life crisis—di mana hidup diisi banyak kebingungan karena tidak ada opsi ataupun karena terlalu banyak opsi. Tujuh tahun berlalu dan kebingungan itu ternyata masih ada. Menariknya, saya mulai bisa menerima bahwa kebingungan ini mungkin akan berlangsung seumur hidup, dan ternyata ini nggak masalah. So maybe after all, we’re not in crisis—we’re in the constant process of finding. Buku ini adalah salah satu bentuk refleksi dan penenangan diri bagi semua yang sedang mengalami krisis yang sama. Alih-alih be