Beberapa waktu ini, media sosial masih ramai memperbincangkan seputar self healing berbayar atau berkunjung ke tempat-tempat tertentu untuk menyembuhkan diri dari berbagai macam tekanan yang dirasakan sehari-hari.
Banyak yang mengira bahwa self healing itu harus pergi ke luar rumah dan jalan-jalan. Padahal kenyataannya, setiap orang mempunyai cara untuk healing yang berbeda-beda.
Sebab, sesungguhnya menjalani hari-hari sibuk dengan kegiatan yang berulang-ulang tentu akan menyita sebagian waktu dan harapan untuk sekedar beristirahat atau mengerjakan hal-hal yang disukai. Aktivitas harian yang monoton tidak jarang membuat seseorang merasa penat, stress bahkan dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental
Nah berikut ini ada beberapa rekomendasi buku untuk self-healing yang bisa menenangkanmu
Buku The Dip: Saat Kita Ditantang untuk Bertahan atau Berhenti – Seth Godin
Kapan kita harus menyerah? Dan kapan kita harus berjuang? Ketika kita memulai sesuatu, baik itu hobi, pekerjaan, atau membangun perusahaan baru, awalnya pasti merasa menyenangkan, tetapi lama-kelamaan kondisinya menjadi semakin sulit dan tidak menyenangkan lagi. The Dip dalam buku ini adalah lembah yang harus dilalui ketika kita ingin mengejar sesuatu, yaitu masa-masa sulit ketika semua progres terasa nyaris tidak ada dan kita meragukan banyak hal. Di antara keraguan yang muncul, selalu ada pertanyaan: “Ini layak untuk dilanjutkan atau tidak?” Buku ini membahas soal kapan harus berhenti atau terus berusaha untuk mengejar apa yang kamu inginkan. Apakah harus menyerah? Atau harus terus berjuang agar bisa melewati the dip dan meraih kesuksesan? Temukan cara-caranya di sini agar kamu bisa tetap bisa bertahan dan melewati fase the dip, dan meraih kesuksesan.
Effortless: Karena Semua Tak Sesulit Itu – Greg Mckeown
“Pada masa ketika rasa takut, rasa tidak pasti, dan daftar tanggung jawab yang terus bertambah telah menjadi terlalu banyak untuk ditangani. Effortless adalah sesuatu yang pas, dan makin dibutuhkan.” —Eve Rodsky
Apakah Anda pernah merasa seperti: • Berada tepat di tepi jurang lelah fisik dan mental? • Ingin berkontribusi lebih besar, tetapi kehabisan energi? • Sudah berlari lebih kencang tetapi tidak maju lebih dekat ke sasaran? • Segalanya terasa jauh lebih sulit daripada biasanya? Kita telah dikondisikan untuk percaya bahwa jalan menuju sukses adalah jalan dengan kerja yang terus-menerus. Bahwa kalau ingin pencapaian tinggi, kita harus memaksa diri, terus memutar otak, dan berusaha sampai lewat batas. Jadi, kalau kita belum terkapar kelelahan, arti nya usaha kita belum memadai.
Ada Tapi Tak Lagi Sama – A. Wildan Hilmi
Sudah terlalu banyak hal yang kita sia-siain. Jangan terus-terusan jadikan diri sendiri pelampiasan atas kesalahan yang terjadi, karena diri ini sudah terlalu banyak menanggung beban sendiri. Sesekali diri juga butuh diapresiasi, ajak dirimu untuk sembuh dari luka lama dan menikmati bahagia yang sudah menunggu di depan mata.
Tentang Penulis
Ahmad Wildan Hilmi, manusia ambivert yang menjadikan dirinya tergantung dengan situasi. Terkadang suka bersosialisasi tapi juga suka menyendiri. Lahir di Lebak dan menjadi dewasa di Banten. Seorang konten kreator di Tiktok yang membagikan keresahannya dengan tulisan. Ternyata, tulisannya mewakili perasaan banyak orang sehingga mendapatkan banyak apresiasi dari pembacanya.