- A Long Petal of The Sea Karya Isabel Allende
Di akhir tahun 1930an, Spanyol dilanda Perang Saudara saat General Franco mengambil alih kekuasaan negara tersebut. Gaya kepemimpinannya yang fasis amat sesuai dengan kondisi dunia saat itu, yang didominasi Hitler dan Nazi yang siap memorakporandakan kehidupan jutaan orang. Warga Spanyol, terutama yang bertentangan dengan Franco, banyak yang mengungsi ke Prancis, melalui jalur perbatasan yang sulit di tengah musim dingin yang menggigit. Salah satunya adalah Roser, yang sedang hamil tua, dan berjanji akan bertemu dengan kakak iparnya, Victor Dalmau, sambil menunggu kekasihnya, adik Victor, yang berjuang di medan perang. Victor sendiri berprofesi sebagai dokter, merawat korban perang saudara di tengah kondisi yang makin berbahaya. Setelah berhasil bertemu Roser di Prancis, mereka memutuskan untuk ikut rombongan pengungsi ke Chile, dalam program yang digagas oleh penyair sekaligus aktivis Pablo Neruda. Saat itu, Chile memang sedang mencari banyak pengungsi untuk mengisi negara mereka, terutama yang memiliki keahlian khusus seperti science, arts, dan culture. Meski awalnya Victor dan Roser menganggap kepindahan mereka ke Chile sebagai rencana temporer, lama kelamaan mereka malah menganggap Chile sebagai rumah mereka, meski keinginan untuk kembali ke Spanyol tetap tersimpan di dalam hati mereka. Dan melalui perjalanan kehidupan Victor dan Roser, kita diajak mencerna apa arti “rumah” yang sesungguhnya.
2. The Light We Cannot See Karya Anthony Doerr
Peliknya masa perang dunia kedua melatarbelakangi kisah Marie-Laure yang buta dan seorang insinyur asal Jerman bernama Werner Pfennig. Marie-Laure hidup dengan ayahnya di Paris dekat Museum of Natural History, tempat ayahnya bekerja dan ditugaskan menjaga berlian yang sangat berharga bernama “Sea of Flames”. Saat ia berusia 6 tahun, Marie-Laure menjadi buta dan ayahnya membangun miniatur sempurna dari lingkungan sekitar sehingga ia bisa mengingat semuanya dengan menyentuh dan menjelajahi jalan pulang. Saat Nazi menginvasi Prancis pada tahun 1940, Marie-Laure melarikan diri bersama ayahnya ke Saint-Malo untuk melindungi diri dan menyimpan berlian yang dicari-cari Jerman. Sementara itu di sebuah kota pertambangan di Jerman, seorang yatim piatu bernama Werner tumbuh bersama adik perempuannya dan ia terpesona dengan radio yang mereka temukan. Werner menjadi ahli dalam memasang dan memperbaiki semua instrumen elektronik. Bakatnya itu membuat ia ditempatkan di akademi brutal Hitler Youth, lalu ia mendapat sebuah tugas khusus untuk melacak para pemberontak. Kisah keduanya dimulai pada tahun 1944 ketika Werner dikirim oleh pasukan Jerman ke Saint-Malo. Pertemuan ini memunculkan ikatan yang kuat dan membuat Werner terdorong untuk menyelamatkan nyawa Marie-Laure dari kejaran tentara Nazi.
3. The Tattoist of Auschwitz Karya Heather Morris
Pada bulan April 1942, Lale Sokolov, seorang Yahudi Slovakia, dibawa secara paksa ke kamp konsentrasi di Auschwitz-Birkenau. Lale menguasai beberapa bahasa, maka dia dipekerjakan sebagai Tätowierer—juru tato—dan ditugaskan menato sesama tawanan di kamp itu. Selama dua setengah tahun di dalam kamp, Lale menyaksikan berbagai kejahatan dan kebiadaban. Dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri, dia menggunakan posisinya yang lebih baik untuk membarter perhiasan dan uang—milik orang-orang Yahudi yang dibunuh—dengan makanan untuk sesama tawanan. Suatu hari di bulan Juli 1942, Lale menghibur seorang wanita muda yang menunggu giliran ditato lengannya. Nama wanita itu Gita, dan sejak pertemuan pertama itu, Lale bertekad untuk bisa keluar hidup-hidup dari kamp itu dan menikahi Gita. The Tattooist of Auschwitz merupakan penceritaan ulang atas pengalaman Lale Sokolov yang menato lengan ribuan tahanan di kamp konsentrasi pada masa-masa Holocaust, sekaligus menjadi bukti akan kekuatan cinta dan kemanusiaan dalam keadaan-keadaan yang paling gelap sekalipun.
4. Theatre of War Karya Andrea Jeftanovic
Novel ini mengangkat perang yang kisahnya jarang sekali diangkat atau diperhatikan. Perang tersebut adalah konflik di Yugoslavia yang terjadi pada tahun 1991 sampai 2001. Menggunakan sudut pandang seorang gadis muda bernama Tamara. Kedua orang tuanya selamat dari perang Yugoslavia yang mematikan, kemudian memulai kehidupan yang baru di Amerika Selatan. Sayangnya, trauma yang dialami kedua orang Tamara, kakak, dan diri Tamara sendiri tidak lenyap dengan mudah. Ia harus melalui trauma psikis yang berat serta rasa sakit luar biasa pasca perang.
5. Perburuan Karya Pramoedya Ananta Toer
Buku yang ditulis oleh Pramodia Ananta Toer (Pram) ini berkisah mengenai seorang perajurit Peta yang diburu oleh orang jepang karena pemberontakannya. Di dalam cerita ini juga mengisahkan penghiantan yang di lakukan oleh salah-satu komandan peta dan juga yang dilakukan oleh lurahnya. Bertepatan sehari sebelum Sukarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan dilakukan pemburuan ulang oleh prajurit Peta dan Jepang. Keadaan masyarakat yang kurang mampu membuat mereka kebanyakan menjadi pengemis (kere). Hal ini dimanfaatkan oleh pembrontak itu untuk menyamar menjadi pengemis (kere) juga. Di masa Jepang menguasai Indonesia mereka membuat Peta (Tentara Sukarela Pembela Tanah Air). Juga mereka menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. Namun dari pasukan Peta ada yang melakukan pemberontakan dan hal ini diketahui sehingga para pemberontak itu diburu.