- Love in the Afternoon – Oleh Lisa Kleypas
Love in the Afternoon merupakan seri terakhir dari The Hathaways yang menceritakan kisah asmara si bungsu Beatrix yang begitu manis. Kisah cintanya dengan Christopher di era perang yang diawali dari surat menyurat ini, berhasil membuktikan kalau jodoh tidak akan kemana dan jodoh selalu datang di waktu yang tepat.
Beatrix merupakan si bungsu Hathaway yang sangat mencintai binatang dan alam. Ia selalu lebih nyaman berada di alam terbuka daripada di dalam ruang dansa. Meskipun telah mengikuti serangkaian musim di London, Beatrix yang kecantikannya klasik dan berjiwa bebas ini ternyata belum pernah jatuh cinta maupun didekati pria.
Suatu hari, seorang prajurit pemberani bernama kapten Christopher Phelan berencana akan menikahi teman Beatrix, Prudence Mercer, sekembalinya dari pertempuran. Beatrix menemukan surat-surat Christopher kepada Prudence. Christopher menceritakan bagaimana kehidupan di medan peperangan telah mengubahnya menjadi orang yang amat berbeda.
Sampai akhirnya Christopher bertekad menemui wanita yang dicintainya, dan Beatrix yang semula hanya berpura-pura membalas semua suratnya, berubah menjadi ikut tersiksa karena cintanya tidak akan pernah sampai.
- The Duke and I – Oleh Julia Quinn
The Duke and I merupakan salah satu buku karya penulis Julia Quinn yang menarik untuk dibaca. Buku ini berisikan kisah tentang salah satu keluarga Bridgerton, yaitu kisah asmara Daphne. Kisah dalam buku ini benar-benar tidak membosankan meski dibaca berulang kali. Semua orang telah tahu bahwa Daphne Bridgerton akan dipinang oleh Simon Basset atau Duke of Hastings, orang selama ini dianggapnya sebagai sahabat.
Namun, ternyata semua itu hanya sebuah sandiwara untuk menyelamatkan Simon dan serbuan ibu-ibu bangsawan yang selalu berusaha untuk menjodohkan putri mereka bersama Simon.
Sementara itu, menjadi pasangan Duke membuat Daphne mendapatkan banyak perhatian beberapa pria lajang yang layak dijadikan sebagai calon suami. Sampai akhirnya Daphne merasa bahwa kedekatan mereka tidak bisa hanya sekedar sandiwara. Daphne yang jatuh cinta kepada Duke, harus meyakinkan pria itu bahwa sandiwara mereka membutuhkan perubahan dan komitmen yang pasti, bahwa cinta yang telah mereka rasakan harus diperjuangkan dan segera diresmikan.
- Almost Heaven – Judith McNaught
Elizabeth Cameron merupakan gadis kebanggaan Inggris yang kecantikannya tidak akan pernah bisa terkalahkan oleh siapa pun. Selain dikenal memiliki mata indah dan rambut keemasan, ia juga dikenal sangat lembut, penuh selera humor, dan berani. Namun, reputasi baiknya hancur seketika saat ia tanpa sengaja dipergoki sedang berada dalam pelukan Ian Thornton, seorang pria yang dikucilkan masyarakat.
Sampai akhirnya, sejak pandangan pertama, Thornton dibuat terpikat dan terpana oleh kecantikan Elizabeth, tetapi kecurigaan dan rasa cemburu membuat mereka kesulitan untuk saling mempercayai satu sama lain.
Thornton dan Elizabeth saling menyakiti dengan memilih perpisahan dan mengorbankan hati. Namun ternyata, takdir selalu datang di waktu yang tepat, karena satu setengah tahun kemudian mereka dipertemukan kembali serta diberikan kesempatan kedua untuk menemukan surga yang mereka dambakan.
- The Tattooist of Auschwitz – Oleh Heather Morris
Romantis dan tragis menjadi dua kata yang bisa menggambarkan kisah dengan latar perang dunia kedua ini. Diceritakan melalui sudut pandang Lale, pembaca akan menyaksikan perjuangan kisah cinta seorang juru tato dengan kekasihnya yang sungguh mengharukan dan mendebarkan.
Pada Bulan April 1943, Lale Sokolov yang merupakan seorang Yahudi Slovakia, dibawa secara paksa ke Auschwitz-Birkenau. Lale menguasai beberapa bahasa, maka ia dipekerjakan sebagai Tatowierer atau juru tato untuk sesame tawanan di kamp tersebut.
Sudah dua setengah tahun Lale berada di dalam kamp itu dan menyaksikan berbagi kejahatan serta kebiadaban. Suatu hari di bulan Juli 1942, Lale menghibur seorang wanita muda yang menunggu giliran ditato pada lenggannya. Wanitu itu bernama Gita. Sejak pertemuan pertama itu, Lale bertekad untuk dapat keluar hidu-hhidup dari kamp dan menikahi Gita.
Novel ini juga menjadi bukti akan kekuatan cinta dan kemanusiaan bisa sangat menakjubkan, walaupun berada dalam keadaan-keadaan yang paling gelap sekalipun.
- The Giver of Stars – Oleh Jojo Moyes
Dari penulis Me Before You, dengan latar era depresi Amerika, sebuah kisah menakjubkan tentang lima wanita luar biasa dan perjalanan luar biasa mereka melewati pegunungan Kentucky dan sekitarnya.
Alice Wright menikahi Bennett Van Cleve dari Amerika yang tampan dengan harapan dapat melarikan diri dari kehidupannya yang menyesakkan di Inggris. Namun, kota kecil Kentucky dengan cepat terbukti sama sesaknya, terlebih lagi tinggal dengan ayah mertuanya yang sombong. Ketika muncul panggilan untuk tim wanita untuk mengantarkan buku sebagai bagian dari perpustakaan keliling baru Eleanor Roosevelt, Alice mendaftar dengan antusias.
Pemimpin dan yang akan menjadi sekutu terbesar Alice adalah Margery, wanita mandiri yang berbicara cerdas, yang tidak pernah meminta izin pria untuk apapun. Mereka akan bergabung dengan tiga wanita tunggal lainnya yang dikenal sebagai Packhorse Librarians of Kentucky.
Apa yang terjadi pada mereka dan pada pria yang mereka cintai menjadi drama kesetiaan, keadilan, kemanusiaan, dan Hasrat yang tak terlupakana. Wanita pemberani ini menolak untuk ditakut-takuti oleh pria atau konvensi. Dan meskipun mereka menghadapi segala macam bahaya yang terkadang sangat indah dan brutal, mereka berkomitmen pada pekerjaan mereka, membawa buku kepada orang-orang yang belum pernah memilikinya, mempersenjatai mereka dengan fakta yang akan mengubah hidup mereka.