Kegiatan membaca novel dapat menjadi aktivitas bermanfaat untuk menghabiskan waktu luang. Dengan banyaknya jenis novel yang tersedia di pasaran, kamu bisa memilih novel sesuai dengan seleramu. Mulai dari genre romance, thriller, hingga sejarah, semuanya memberikan pengalaman membaca yang berbeda-beda dan unik bagi para pembacanya.
Nah, salah satu jenis novel yang harus Toppers coba adalah jenis novel sejarah dengan latar Indonesia. Ketika mempelajari sejarah Indonesia di sekolah mungkin terasa membosankan, novel sejarah berlatar Indonesia dapat memberikan gambaran yang lebih berwarna tentang sejarah itu sendiri.
Melalui novel sejarah Indonesia, Toppers juga bisa mendapatkan ide tentang kondisi masyarakat yang ada di dalam novel. Dengan demikian, kita bisa mengambil hikmah penting dari sejarah Indonesia tersebut. Yuk simak rekomendasi novel sejarah Indonesia terbaik untuk masuk ke reading list!
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck – Hamka
Mungkin kamu sudah tidak asing dengan judul novel sejarah yang satu ini, Toppers. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck memang menjadi salah satu novel yang paling diminati sepanjang zaman karena kisah cinta di balik balutan sejarah Indonesia.
Diangkat dari peristiwa nyata, kapal Van Der Wijck yang tenggelam di Lamongan Jawa Timur pada 1936, menceritakan kisah cinta segitiga antara Zainuddin, Hayati, dan Aziz. Novel ini juga sudah diangkat ke layar lebar dengan tokoh-tokoh utamanya diperankan oleh Pevita Pearce dan Herjunot Ali.
Pulang – Leila S. Chudori
Seorang eksil politik Indonesia bernama Dimas Suryo bertemu dengan seorang mahasiswa bernama Vivienne Deveraux yang berpartisipasi dalam gerakan mahasiswa melawan pemerintah Prancis. Dimas juga mendengar kabar dari Jakarta bahwa sahabatnya, Hananto Prawiro, tewas setelah ditangkap tentara.
Dimas bersama kawan-kawannya di Prancis sedang berusaha mengelola Restorasi Tanah Air. Mereka dikejar oleh rasa bersalah karena teman-teman yang berada di Indonesia sudah berjatuhan dalam perburuan 30 September. Ditambah lagi, Surti Anandari, istri Hananto Prawiro, bersama anak-anaknya menjadi bulan-bulanan interogasi tentara.
Bertahun-tahun kemudian, Lintang, anak dari Vivienne dan Dimas, berhasil kembali ke Indonesia untuk merekam pengalaman keluarga korban tragedi 30 September. Lintang juga akan menjadi saksi kerusuhan Mei 1998 dan jatuhnya Presiden Indonesia yang berkuasa selama 32 tahun.