Tidak sedikit alasan orang-orang gemar akan membaca berbagai buku motivasi, salah satunya tentu memberikan pengetahuan dan ilmu baru. Apabila dilihat dari segi psikis, jiwa ini pun akan menjadi semakin ‘menyala’, terlebih bagi kalian yang dirundung rasa sepi, sedih, ataupun galau dalam menentukan dan menemukan tujuan hidup ini.

Setiap manusia pastinya mempunyai berbagai pergolakannya sendiri, baik itu dengan manusia lainnya maupun dengan batinnya sendiri. Ringan atau beratnya sebuah masalah tergantung dari cara manusia itu menghadapi dan menyelesaikannya. Kita jangan pernah meremehkan setiap masalah yang dialami oleh manusia lainnya, baik itu besar maupun kecil.

Oleh sebab itu, pada setiap buku motivasi tentu ada fokus pembahasannya masing-masing. Semua ragam buku motivasi pun mempunyai penikmatnya sendiri. Artikel ini hendak membahas mengenai beberapa rekomendasi buku motivasi terbaik dan menginspirasi.

Merawat Luka Batin – Dr Jiemi Ardian

“You are what you think,” begitu kata banyak orang. Padahal, ketika saya berpikir saya kaya, uang dalam rekening saya tidak otomatis bertambah. Akan lebih tepat jika kutipan ini sedikit
diubah menjadi “You are how you think”, karena perasaan dan diri kita bergantung pada bagaimana cara kita berpikir.
Buku ini berisi tentang proses berpikir, bukan sekadar berpikir dengan positif. Saat perasaan sedang tidak baik-baik saja, terlebih pada keadaan depresi, proses pikir kita biasanya ikut andil dalam memperburuk keadaan. Namun, sulit bagi kita untuk menyadari proses berpikir yang bermasalah ini karena kita menganggapnya sebagai cara kita melihat realitas. Menyadari pikiran yang keliru saat hal itu muncul bukanlah hal yang mudah.
Buku ini memuat beberapa pola untuk membentuk cara berpikir yang tepat. Tak hanya orang-orang yang sedang merawat luka batin, para caregiver dan penyintas depresi juga bisa menarik manfaat dari buku ini. Semoga buku ini juga bisa menghapus stigma tentang depresi dan menunjukkan bahwa gangguan kejiwaan, termasuk depresi, bisa dialami siapa saja.

Ego Is The Enemy – Ryan Holiday

Buku yang Anda pegang saat ini ditulis dengan satu asumsi optimis: Ego Anda bukanlah kekuatan yang harus Anda puaskan pada setiap kesempatan. Ego dapat diatur. Ego dapat diarahkan. Dalam buku ini, kita akan melihat orang-orang, seperti William Tecumseh Sherman, Katharine Graham, Jackie Robinson, Eleanor Roosevelt, Bill Walsh, Benjamin Franklin, Belisarius, Angela Merkel, dan George C. Marshall.

Bisakah mereka mendapatkan yang telah mereka dapatkan sekarang—menyelamatkan perusahaan yang hampir bangkrut, menguasai seni peperangan, menjaga kekompakan tim bisbol, merevolusi strategi rugbi, melawan tirani, dan menghadapi ketidakberuntungan—jika ego menguasai mereka dan membuat mereka hanya memikirkan diri sendiri? Hal yang membuat mereka sukses adalah pemahaman terhadap realitas dan kesadaran—sesuatu yang pernah dikatakan oleh seorang penulis dan ahli strategi Robert Greene, “kita perlu menyerupai laba-laba dalam sarangnya”. Itulah inti dari kehebatan mereka, kehebatan penulisan, kehebatan desain, kehebatan bisnis, kehebatan dalam pemasaran, dan kehebatan kepemimpinan mereka. Yang kami temukan saat mempelajari orang-orang tersebut adalah mereka selalu memiliki dasar berpikir, berhati-hati, dan realistis. Tidak ada satu pun dari mereka yang tidak memiliki ego sama sekali. Akan tetapi, mereka tahu cara meredamnya. Tahu cara menyalurkannya dan melepaskannya, ketika ego muncul. Mereka hebat namun tetap rendah hati. Sebentar, tunggu dulu, tetapi ada juga beberapa orang yang memiliki ego tinggi dan sukses.

Bagaimana dengan Steve Jobs? Kanye West? Beberapa dari mereka mempelajari kerendahan hati. Beberapa orang memilih ego. Beberapa mempersiapkan diri untuk perubahan nasib, positif ataupun negatif. Yang lainnya tidak siap. Yang mana yang akan Anda pilih? Akan menjadi siapakah Anda? Yang pasti, Anda telah memilih buku ini karena merasa bahwa Anda membutuhkan menjawab pertanyaan itu, cepat atau lambat, sadar atau tidak sadar.