1. Sabtu Bersama Bapak –  Adhitya Mulya

“Hai, Satya! Hai, Cakra!” Sang Bapak melambaikan tangan.

“Ini Bapak. Iya, benar kok, ini Bapak. Bapak cuma pindah ke tempat lain. Gak sakit. Alhamdulillah, berkat doa Satya dan Cakra.… Mungkin Bapak tidak dapat duduk dan bermain di samping kalian. Tapi, Bapak tetap ingin kalian tumbuh dengan Bapak di samping kalian. Ingin tetap dapat bercerita kepada kalian. Ingin tetap dapat mengajarkan kalian. Bapak sudah siapkan. Ketika punya pertanyaan, kalian tidak pernah perlu bingung ke mana harus mencari jawaban. I don’t let death take these, away from us. I don’t give death, a chance. Bapak ada di sini. Di samping kalian. Bapak sayang kalian.”

Ini adalah sebuah cerita. Tentang seorang pemuda yang belajar mencari cinta. Tentang seorang pria yang belajar menjadi bapak dan suami yang baik. Tentang seorang ibu yang membesarkan mereka dengan penuh kasih. Dan…, tentang seorang bapak yang meninggalkan pesan dan berjanji selalu ada bersama mereka.

2. Seribu Wajah Ayah – Nurun Ala

Seiring berjalannya waktu, kita mungkin kurang memperhatikan orang-orang yang berada di sekitar kita karena kesibukan yang melanda. Dalam buku ini, kita akan melihat kerinduan seorang anak pada ayahnya. Namun, rindu itu sudah tak bisa terobati lagi, karena rindu telah dibawa pergi dan balas budi yang tak akan pernah terbalas lagi.

Berisi kisah di masa lalu, tentang potongan ingatan yang selalu dikenang, anak ini selalu terbayang ekspresi wajah sang ayah. Meskipun begitu, tapi pastinya semua anak yakin jika ada wajah yang ternyata telah ia sembunyikan. Ia menopang segala lelah, penat, dan tangis untuk dirinya sendiri, yang selalu mencoba tegar dalam setiap keadaan.

Buku ini berisi kenangan akan seribu wajah ayah, yang ingin selalu dikenang namun takkan pernah bisa untuk dikembalikan. Ayah adalah sosok orang terhebat pertama yang kita kenal dalam hidup.

3. Keluarga Cemara – Arswendo Atmowiloto

Kasih sayang yang dipancarkan dalam buku ini terasa sangat hangat dan mampu membuat kita merasa dicintai. Keberadaan mereka di setiap momen kehidupan, baik itu senang ataupun sedih ternyata mampu menjadi penyemangat hidup yang tidak tertandingi.

Buku ini kisahkan keluarga yang memilih hidup dengan mengutamakan kejujuran. Keluarga ini sangat sederhana, terdiri atas Abah sang kepala keluarga yang bekerja sebagai penarik becak dan buruh apa saja, dan ada Ema atau ibu yang membuat opak untuk dijajakan putrinya.

Selain itu, ada si sulung yang bernama Euis, ia masih kelas enam SD dan pernah mengalami masa jaya orangtuanya sebagai pengusaha. Begitupun dengan Ara atau Cemara yang baru masuk TK, serta yang terakhir ada si bungsu bernama Agil. Jika air mata bisa menjadi simbol kebahagiaan dalam sebuah kisah, maka keluarga ini adalah salah satunya.

4. Ayahku (Bukan) Pembohong – Tere Liye

Dari keluarga kita bisa memetik nilai-nilai kehidupan yang tidak akan pernah bisa didapatkan di tempat lain. Di setiap perbincangan yang tercipta, ada berbagai pelajaran hidup yang bisa didapatkan sekaligus pedoman diri agar hidup selalu menjadi lebih baik lagi.

Buku ini kisahkan seorang anak yang dibesarkan dengan dongeng-dongeng kesederhanaan hidup yang justru membuat ia membenci ayahnya sendiri. Dalam setiap halamannya memiliki kisah-kisah yang indah, hingga mampu membuat pembaca ingin segera berlari secepat mungkin menemui ayah, sebelum semuanya terlambat, dan kita tidak akan pernah sempat lagi untuk mengatakannya.