Tidak sedikit alasan orang-orang gemar akan membaca berbagai buku motivasi, salah satunya tentu memberikan pengetahuan dan ilmu baru. Apabila dilihat dari segi psikis, jiwa ini pun akan menjadi semakin ‘menyala’, terlebih bagi kalian yang dirundung rasa sepi, sedih, ataupun galau dalam menentukan dan menemukan tujuan hidup ini.

Setiap manusia pastinya mempunyai berbagai pergolakannya sendiri, baik itu dengan manusia lainnya maupun dengan batinnya sendiri. Ringan atau beratnya sebuah masalah tergantung dari cara manusia itu menghadapi dan menyelesaikannya. Kita jangan pernah meremehkan setiap masalah yang dialami oleh manusia lainnya, baik itu besar maupun kecil.

Oleh sebab itu, pada setiap buku motivasi tentu ada fokus pembahasannya masing-masing. Semua ragam buku motivasi pun mempunyai penikmatnya sendiri. Artikel ini hendak membahas mengenai beberapa rekomendasi buku motivasi terbaik dan menginspirasi.

Generation Gap(less): Seni Menjalin Relasi Antargenerasi – Erwin Parengkuan & Becky Tumewu

Kesenjangan generasi alias generation gap menjadi topik menarik yang booming di dunia kerja lima tahun belakangan ini. Hal ini dipicu oleh banyaknya generasi yang berbeda dalam satu perusahaan di masa kini. Kami melihat bahwa kebutuhan untuk memahami gaya komunikasi berbagai generasi ini menjadi hal mendesak untuk disosialisasikan oleh perusahaan. Generation Gap(less) hadir guna membantu Anda untuk: • Mengenali latar belakang masing-masing generasi; • Memahami generasi milenial yang menempati porsi terbesar dalam dunia kerja saat ini; • Mengatur strategi komunikasi yang efektif antargenerasi; • Menyusun gaya komunikasi yang tepat bagi masing-masing generasi; dan • Memahami potensi gen Z sebagai pelaku kerja potensial masa depan.

Nanti Juga Sembuh Sendiri – Helo Bagas

“Nanti Juga Sembuh Sendiri’ adalah buku yang sebenarnya jadi ‘cermin’ atau ‘teman curhat’ paling dalam mereka untuk bisa jujur dengan perasaannya sendiri. Begitu banyak orang yang denial dan berpura-pura kuat dan gak punya teman cerita.
Buku ini layaknya ‘diary’ yang mana pembaca tidak perlu membaca dari awal. Cukup membuka bab atau tulisan yang sesuai dengan kondisi hati saja.
Buku ini akan berisi kata-kata sederhana, mungkin jauh dari diksi-diksi indah, tapi kesederhanaan & apa adanya itu yang biasanya lebih bisa diterima oleh mereka yang gak baik-baik aja.