Bagi penggila novel tanah air, tentunya tidak asing lagi dengan Tere Liye. Penulis yang memiliki nama asli Darwis ini, telah menciptakan puluhan karya tulis, bahkan beberapa di antaranya sudah diangkat ke layar lebar, yaitu Hafalan Shalat DelisaMoga Bunda Disayang Allah, Bidadari-Bidadari Surga, dan Rembulan Tenggelam di Wajahmu

1. Tentang Kamu

Pertama, yakni berjudul Tentang Kamu yang terbit pada Oktober tahun 2016 lalu oleh Penerbit Republika. Jangan kaget, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa hasil karya Tere Liye yang satu ini telah masuk ke deretan Best Seller Indonesia

Kisah Tentang Kamu berawal dari seorang pria asal Indonesia bernama Zaman Zulkarnaen atau biasa dipanggil Zaman. Ia berusia sekitar 30 tahun dan telah menuntaskan kuliah Magister Hukum di Universitas Oxford. Thompson & Co. adalah tempat ia magang selama kurang lebih dua tahun dan dirinya menempati posisi junior associate selama setahun terakhir. Kemudian, Zaman diberikan kesempatan untuk meningkatkan kariernya menjadi bagian dari senior associate. Namun, ada syaratnya, yakni Zaman diharuskan menyelesaikan suatu kasus yang sangat penting.

2. Rembulan Tenggelam di Wajahmu

Novel Tere Liye terbaik berikutnya adalah bertajuk Rembulan Tenggelam di WajahmuNovel ini juga telah menjadi salah satu karyanya yang masuk ke rak Best Seller di Indonesia. Novel yang diterbitkan pada 2009 lalu ini, telah dialihwahanakan ke dalam bentuk layar lebar tahun 2019 dengan judul yang sama.

Seperti karya Tere Liye sebelumnya, novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu mengusung tema makna kehidupan beserta problematikanya. Novel ini merepresentasikan bahwa kehidupan ini merupakan rangkaian peristiwa yang saling bertaut antara satu dan lainnya.

Adapun novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu ini mengisahkan kehidupan seorang anak bernama Ray yang mempunyai lima pertanyaan dalam hidupnya. Ia adalah seorang anak yatim piatu yang tinggal di sebuah panti asuhan. Akan tetapi, selama dirinya menetap di sana, ia merasakan ketidaknyamanan karena penjaga pantinya yang bertindak semena-mena pada anak-anak panti. Hingga akhirnya, saat itu Ray membuat suatu keputusan, yakni pergi dari panti asuhan itu, tempat di mana sedari kecil ia tumbuh dan berkembang di dalamnya.

3. Hujan

Novel bertajuk Hujan juga merupakan karya Tere Liye yang menduduki Best Seller. Novel ini berhasil terbit oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama pada Januari tahun 2016 lalu.

Novel Hujan berawal dari pertemuan antara kedua orang anak bernama Esok dan Lail di tahun 2042 sesudah gunung meletus. Di samping itu, ada seorang perempuan bernama Maryam yang menjadi teman dekat atau bisa dikatakan sahabat Lail.

Akibat letusan gunung yang sangat menggemparkan dan memorakporandakan hampir seluruh isi bumi, bahkan hanya menyisakan 10% populasi manusia. Tak hanya itu, cuaca dan iklim yang terjadi di bumi juga semakin kacau.

Dalam novel Hujan ini, mengambil latar di tahun 2042-2050 dengan genre science fiction (sci-fi) yang menceritakan dunia di masa depan penuh akan kecanggihan teknologi. Bahkan, peran manusia pun tergantikan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Negeri Para Bedebah

Novel Tere Liye kali ini mungkin berbeda dengan sebelumnya, sebab Negeri Para Bedebah merupakan suatu novel realistis yang sengaja dibuat oleh penulis sebagai bentuk sindiran akan para manusia yang rakus terhadap segala sesuatu.

Novel ini terbit pada tahun 2012 lalu oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Secara tak langsung, novel ini mengangkat kisah dunia perpolitikan di Indonesia. Tak hanya itu, novel Negeri Para Bedebah mengusung tema perekonomian global, rekayasa keuangan, mafia hukum, dan hal-hal ‘mengerikan’.

Dalam hal ini, Tere Liye telah melakukan riset dan observasi yang terbilang serius, hingga kemudian diolah menjadi sebuah karya tulis yang menghibur dan menarik untuk dibaca oleh semua kalangan.

Cerita ini berawal dari Thomas, yakni tokoh sentral dari keseluruhan kisah di dalam novel ini. Masa kecil Thomas cukup gelap, orang tuanya telah meninggal dibakar massa. Hal itu karena mereka menentang keras ‘Arisan Berantai’ yang dibangun oleh omnya, Liem Soerja dan papanya, Edward.