Novel-novel di bawah ini yang diadaptasi menjadi film mendulang banyak prestasi karena keberhasilannya memvisualisasikan kisah-kisah yang unik dan menyentuh hati.
Dunia perfilman seringkali mempersembahkan karya-karya yang menginspirasi dari kisah-kisah yang telah tersaji dalam bentuk cerpen atau novel.
Film-film tersebut seringkali berhasil memberikan pengalaman yang memikat dan mendalam bagi para penikmatnya karena menyajikan keseimbangan antara kekuatan visual dan kekayaan naratif.
1. Imperfect: Karier, Cinta, & Timbangan
Imperfect: A Journey to Self-Acceptance, yang menjadi novel inpirasi film ini, merupakan karya Meira Anastasia yang premisnya menyinggung soal body shaming dan self-positivity.
Film ini menceritakan kisah Rara, seorang wanita muda yang harus berdamai dengan insecurity karena terlahir dengan tubuh gemuk dan kulit sawo matang. Berbeda dengan adiknya, Lulu, yang cantik, putih dan, kurus karena mewarisi gen ibu mereka.
Masalah kepercayaan diri Rara semakin diperparah ketika ia gagal mendapatkan peluang untuk naik jabatan di kantor, karena penampilannya dianggap tidak mencerminkan wajah perusahaan kosmetik.
2. Tenggelamnya Kapal Van der Wijck
Novel yang dijadikan film selanjutnya adalah sastra karya Buya Hamka yang berjudul Tenggelamnya Kapal Van der Wijck.
Filmnya yang dibintangi aktor-aktor besar tanah air seperti Reza Rahadian, Herjunot Ali, dan Pevita Pearce sukses membuat Tenggelamnya Kapal Van der Wijck masuk ke dalam 5 kategori nominasi dalam Festival Film Indonesia 2014.
Ceritanya sendiri berporos pada kisah cinta tragis antara Zainuddin (Herjunot Ali), pria miskin yang jatuh hati dengan Hayati (Pevita Pearce) yang berasal dari keluarga terpandang di Minangkabau.
Perbedaan latar belakang di antara keduanya memaksa mereka untuk berpisah karena Hayati dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan Aziz (Reza Rahadian), seorang pengusaha kaya dengan darah Minang yang kental.
3. Bumi Manusia
Bumi Manusia adalah film semi sejarah yang diangkat dari novel karya Pramoedya Ananta Toer, tentang kisah cinta terlarang antara Minke (Iqbaal Ramadhan), seorang pribumi Jawa, dan Annelies (Mawar de Jongh), gadis Indo Belanda.
Lebih dari sekadar kisah cinta biasa, Minke dan Annelies adalah simbol perlawanan terhadap sistem kolonial yang kejam di masa itu.
Film ini wajib ditonton bagi semua orang yang ingin memahami sejarah Indonesia dan perjuangan rakyatnya untuk meraih kemerdekaan dalam bentuk kisah romansa yang tragis.