1. Philosophy of Overthinking

Philosophy of Overthinking merupakan buku self-improvement yang mendorong pembaca untuk mengembangkan pikiran-pikiran konstruktif demi kehidupan yang lebih baik. Buku ini juga mengajarkan pembaca untuk lebih terbuka dan berdamai dengan kebisingan pikiran saat ini. Buku ini tidak hanya memberikan nasihat berharga dalam bentuk kata-kata mutiara, tetapi juga menyajikan ide dan pelatihan praktis yang dapat membantu pembaca dalam mengatasi overthinking dan menemukan jati diri yang sebenarnya. Dengan pedoman, ide, dan pelatihan yang disajikan oleh Binararutala, pembaca akan memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai overthinking dan bagaimana cara mengatasinya.

2. Stop Overthinking: Lebih Happy Jalani Hidup dengan Tidak Berpikir Berlebihan

Buku Stop Overthinking: Lebih Happy Jalani Hidup dengan Tidak Berpikir Berlebihan karya Nick Trenton juga perlu dimiliki oleh kaum overthinker. Buku ini menawarkan berbagai strategi untuk menghindari overthinking sehingga pembaca dapat menggunakan kekuatan otak dengan lebih  baik. Dengan menggunakan metode-metode yang ada di dalam buku ini, pembaca akan mampu mengendalikan hidupnya, mengendalikan stres, dan menumbuhkan harapan dan sukacita. Kemampuan untuk mengidentifikasi pola pikir negatif dan menggantinya dengan pola pikir yang lebih positif juga diajarkan melalui buku ini.

3. Filosofi Teras

Para pembaca pasti sudah tidak asing lagi dengan buku ini. Buku mega-best seller karya Henry Manampiring ini mengupas filosofi kehidupan dan pengembangan kebajikan berbasis Stoicisme seperti kebijaksanaan, keberanian, kejujuran, dan optimisme. Buku ini membawa pembaca menjelajahi makna hidup yang lebih dalam melalui kisah-kisah menarik dan tokoh-tokoh yang menginspirasi. Melalui buku ini, kaum overthinker dapat mengubah cara pandang mereka terhadap kehidupan, mengambil pelajaran dari kemunduran, dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil.

3. Filosofi Teras

Para pembaca pasti sudah tidak asing lagi dengan buku ini. Buku mega-best seller karya Henry Manampiring ini mengupas filosofi kehidupan dan pengembangan kebajikan berbasis Stoicisme seperti kebijaksanaan, keberanian, kejujuran, dan optimisme. Buku ini membawa pembaca menjelajahi makna hidup yang lebih dalam melalui kisah-kisah menarik dan tokoh-tokoh yang menginspirasi. Melalui buku ini, kaum overthinker dapat mengubah cara pandang mereka terhadap kehidupan, mengambil pelajaran dari kemunduran, dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil.

4. I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki

Tidak seperti buku-buku self-improvement sebelumnya, buku best seller karya Baek Se Hee ini mengambil pendekatan yang berbeda. Buku ini berisi kisah-kisah menyentuh tentang perjuangan penulis menaklukkan keputusasaan dan mengatasi rintangan dalam hidup. Menariknya, perasaan penulis inilah yang menginspirasi judul buku ini. Ia tetap melanjutkan makan tteokpokki meskipun dalam suasana sedih dan hampa. Melalui kumpulan cerita ini, pembaca akan dibawa menelusuri secara mendalam bagaimana sang penulis melawan keputusasaan, menerima optimisme, dan mengatasi pemikiran yang berlebihan melalui narasi-narasi pribadi.

5. All the Small Things

Buku All the Small Things mendorong pembaca untuk berhenti mempermasalahkan hal-hal kecil dan berusaha memenuhi ekspektasi orang-orang. Melalui berbagai cerita dan pengalaman hidup, buku ini mengingatkan kita untuk lebih menghargai dan menikmati setiap momen kecil yang sering terlewatkan. Orang-orang sering disibukkan dengan kebutuhan dan ekspektasi dari lingkungan sekitar dalam kehidupan yang sibuk dan serba cepat. Karena harus selalu melampaui standar yang ditetapkan oleh orang lain, mereka sering mengabaikan kebahagiaan dan kepuasan diri sendiri dalam hal-hal kecil di setiap prosesnya. Oleh karena itu, melalui buku ini, pembaca didorong untuk berhenti mengkhawatirkan apa yang dipikirkan orang lain dan mulai berfokus pada diri sendiri.

6. Wake Up Sloth

Buku Wake Up Sloth karya Aulia Hanifa merupakan sebuah karya unik yang menginspirasi kaum overthinker untuk merenungkan dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Di buku ini, orang-orang milenial digambarkan sebagai sloth, hewan yang lamban dan malas menjalani hidup, sebagai metafora untuk orang-orang yang terjebak dalam lingkaran setan yang penuh dengan ketidakpastian. Melalui gambaran sloth, pembaca diingatkan untuk tidak menjadi “pemalas” dalam menghadapi masalah dan tantangan hidup. Buku ini juga mengajarkan pembaca bagaimana mengenali dan memahami penyebab overthinking sehingga mereka dapat menemukan solusinya.

7. The Subtle Art of Not Giving a F*ck

Buku The Subtle Art of Not Giving a F*ck karya Mark Manson juga pastinya sudah tidak asing lagi bagi para pembaca. Buku ini menawarkan sudut pandang baru tentang bagaimana menjalani hidup yang lebih otentik, tanpa terbebani oleh ekspektasi orang lain. Di buku ini, pembaca diajak untuk berhenti mengkhawatirkan apa yang dipikirkan atau diharapkan oleh orang lain terhadap mereka. Demi kebahagiaan dan kepuasan diri sendiri, penulis menekankan pentingnya menyadari apa yang benar-benar penting dan bertindak dengan tepat. Buku ini menanamkan dalam diri kita keberanian untuk membuat pilihan yang tepat, terlepas dari apakah pilihan tersebut bertentangan dengan harapan masyarakat.

8. Seni Mencintai diri Sendiri

Buku rekomendasi terakhir yang tidak kalah penting untuk dibaca kaum overthinker adalah Seni Mencintai Diri Sendiri karya Suha Hoedi. Sesuai sinopsisnya, buku ini ditujukan bagi orang-orang yang lelah dengan berbagai masalah hingga lupa untuk menghargai dan mencintai diri sendiri. Rutinitas, kewajiban, atau masalah pribadi sering kali membuat hidup menjadi terganggu dan penuh tekanan. Oleh karena itu, Suha Hoedi mendorong para pembaca untuk berhenti sejenak dan mengajarkan tentang bagaimana menghargai dan mencintai diri sendiri melalui bukunya. Buku ini memberikan petunjuk dan latihan untuk membantu pembaca dalam mengatasi overthinking dan menerima diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan.