- Bowl of Happiness – Sophie Maya
Jika satu keluarga memiliki pekerjaan yang sama, biasanya kita juga akan dituntut untuk sama seperti mereka. Hal tersebut terjadi pada Helen yang hidup di keluarga yang semuanya berprofesi sebagai dokter. Orang tuanya pun mendidik Helen dengan keras untuk bisa mendapatkan nilai bagus dan menjadi dokter. Padahal, ia memiliki mimpi untuk menjadi penyanyi. Menyanyi adalah sumber kebahagiaan Helen. Namun apa daya, ia harus mengikuti perintah Mamanya untuk bisa masuk SMA favorit.
Usaha keras Helen pun ternyata belum bisa memenuhi ekspektasi Mamanya, nilai UN Helen tidak cukup untuk bisa masuk ke Hanningan International School. Mamanya pun marah dan mengirimkannya ke SMA Sinar Bangsa di Semarang dengan harapan Helen bisa mendapat nilai bagus selama 1 tahun sekolah di sana sehingga bisa pindah ke Hanningan International School di tahun berikutnya. Pada awalnya, Helen menuruti perintah Mama untuk menjadi juara 1 di sekolah. Namun, ia terdistraksi dari tujuannya sejak bertemu dengan Lulu, ketua Klub Mangkuk Kebahagiaan. Perempuan itu berpenampilan nyentrik dan pernah tidak naik kelas dua kali.
Hal tersebut membuat Helen penasaran. Ia pun mengikuti satu demi satu kegiatan yang diadakan klub tersebut. Ia merasa senang berada di dalam klub tersebut sampai lupa waktu untuk belajar sehingga performa akademik Helen kian menurun.
2. Sawitri dan Tujuh Pohon Kelahiran – Mashdar Zainal
Novel ini bercerita tentang Sawitri, seorang ibu di sebuah keluarga desa, yang selalu menanam pohon dengan karakter berbeda-beda untuk setiap anak yang ia lahirkan. Dia berharap, anak-anaknya kelak akan tumbuh dan hidup dengan karakter seperti karakter pohon-pohon itu. Tak hanya itu, bagi Sawitri, pohon-pohon itu juga menjadi obat kangen, penghibur, pengingat, dan penanda manakala anak-anaknya telah pergi merantau meniti jalan hidupnya masing-masing dan tak kembali untuk sekian lama.
Tujuh anak Sawitri kelak memang tumbuh dengan karakter dan kisahnya masing-masing. Ada kisah berliku yang sarat tragedi, kesedihan, kepiluan, trauma, perjuangan, kesulitan, kekerasan. Ada pula kisah yang lurus, menyenangkan dan membahagiakan. Dari warna-warni kisah itu, novel apik nan menyentuh hati ini mengajak kita masuk ke dalam relung batin dan rasa masygul orangtua yang ditinggalkan anak-anaknya, juga anak-anak yang jauh dari orang tuanya.
Di atas semua itu, kita dapat mengambil hikmah dan inspirasi tentang sikap dan nilai-nilai yang penting guna mengarungi samudra kehidupan: kesabaran, keikhlasan, kepasrahan, ketulusan, keteguhan, kegigihan, pantang menyerah, serta kasih sayang dan kecintaan yang besar pada keluarga dan kampung halaman. Inilah novel yang akan menggugah hati dan jiwa kita.
3. Seribu Wajah Ayah – Nurun Ala
Seiring berjalananya waktu, kita mungkin memiliki kesibukan dan prioritas tersendiri sehingga kurang memperhatikan orang-orang yang berada di sekitar kita. Dalam buku ini, kita akan melihat kerinduan seorang anak pada seorang ayah dan potongan-potongan masa lalu yang tidak dapat terulang kembali.
Seorang anak yang selalu terbayang beragam ekspresi wajah sang ayah. Ekspresi sang ayah ketika bahagia, sedih, bangga, marah, murung, kecewa, dan aneka ekspresi lain yang seorang anak terlalu lugu untuk mendefinisikannya. Meskipun begitu, pastinya semua anak yakin betul, masih banyak wajah yang ayah sembunyikan di hadapan mereka. Juga, yang tak benar-benar kamu perhatikan karena kamu terlalu asyik dan sibuk dengan duniamu. Ada sesal di sana, tentang ketulusan yang kamu campakkan. Tentang rindu yang dibawa pergi. Tentang budi yang tak sempat dan memang tak akan pernah terbalas.
Buku Seribu Wajah Ayah mengajak pembaca untuk merefleksikan kasih orang tua kepada anaknya. Di balik kasih orang tua, terdapat pengorbanan yang dilakukan orang tua agar dapat memberikan kehidupan yang bahagia bagi anak-anak. Selain merefleksikan, buku ini juga mengajak pembaca untuk bersyukur atas orang-orang tersayang yang Tuhan hadirkan di dalam hidup kita.
4. Ibu Tercinta (Please Look after Mom) – Kyung Sook Shin
Kehadiran keluarga bagaikan penenang di kala kejamnya dunia yang sedang kita hadapi. Pengorbanan, perjuangan, dan pertolongan mereka membuat hidup rasanya jadi lebih mudah. Selagi masih ada kesempatan, ucapkanlah terima kasih kepada mereka, terutama ibu.
Novel ini diawali dengan sepasang suami-istri yang berangkat ke kota untuk mengunjungi anak-anak mereka yang telah dewasa. Sang suami bergegas naik ke gerbong kereta bawah tanah dan mengira istrinya mengikuti di belakangnya. Setelah melewati beberapa stasiun, barulah dia menyadari bahwa istrinya tak ada. Istrinya tertinggal di Stasiun Seoul. Perempuan yang hilang itu tak kunjung ditemukan, dan keluarga yang kehilangan ibu/istri/ipar itu harus mengatasi trauma akibat kejadian tersebut.
Satu per satu mereka teringat hal-hal di masa lampau yang kini membuat mereka tersadar betapa pentingnya peran sang ibu bagi mereka dan betapa sedikitnya mereka mengenal sosok sang ibu selama ini perasaan-perasaannya, harapan-harapannya, dan mimpi-mimpinya.
5. A Week-long Journey – Altami ND
Sering kali, kita sebagai anak diberikan amanah untuk meneruskan apa yang telah dibangun oleh orang tua kita, mulai dari bisnis hingga citra keluarga. Begitu pula orang tua Lina yang memiliki peternakan memintanya untuk meneruskan bisnis yang telah mereka bangun.
Lina Budiawan yang baru saja lulus SMA dihadapkan pada kenyataan bahwa dia harus masuk ke fakultas yang tidak sesuai dengan minatnya karena orangtuanya menganggap jurusan itu memiliki masa depan yang cerah dibandingkan passionnya, yaitu menulis. Lina sangat suka menuangkan khayalan-khayalannya dengan menulis, sedangkan orangtuanya memaksanya untuk kuliah di jurusan peternakan.
Suatu saat, Lina harus berangkat ke Hongkong menggantikan ayahnya yang sakit untuk menghadiri acara perusahaan selama seminggu. Lina pada awalnya tidak bergairah mengikuti tur, apalagi ia harus berbasa-basi dengan para mitra dan kompetitor bisnis ayahnya. Namun, semuanya berubah ketika ia bertemu dengan Chen Zhang. Keduanya menjalin cerita cinta yang membuat perjalanan Lina menjadi menarik. Selain itu, ia juga bertemu dengan Dewi, salah satu peserta tur yang menyebalkan dan membenci Lina. Selama satu minggu menjalani tur itu, Lina akhirnya menemukan rahasia tentang bisnis ayahnya dan sejarah keluarganya.