1. Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat

Buku ini adalah buku pertama karya Mark Manson, seorang blogger kenamaan dengan lebih dari 2 juta pembaca.

Dalam buku pengembangan diri yang mewakili generasi ini, seorang blogger superstar menunjukkan pada kita bahwa kunci untuk menjadi orang yang lebih kuat, lebih bahagia adalah dengan mengerjakan segala tantangan dengan lebih baik dan berhenti memaksa diri untuk menjadi “positif” di setiap saat. Manson melontarkan argument bahwa manusia tak sempurna dan terbatas. Begini tulisnya, “tidak semua orang bisa menjadi luar biasa-ada para pemenang dan pecundang di masyarakat, dan beberapa di antaranya tidak adil dan bukan akibat kesalahan Anda.” Manson mengajak kita untuk mengerti batasan-batasan diri dan menerimanya-baginya, inilah sumber kekuatan yang paling nyata. Tepat saat kita mampu mengakrabi ketakutan, kegagalan, dan ketidakpastian-tepat saat kita berhenti melarikan diri dan mengelak, dan mulai menghadapi kenyataan-kenyataan yang menyakitkan-saat itulah kita mulai menemukan keberanian dan kepercayaan diri yang selama ini kita cari dengan sekuat tenaga.

“Dalam hidup ini, kita hanya punya kepedulian dalam jumlah yang terbatas. Makanya, Anda harus bijaksana dalam menentukan kepedulian Anda.” Manson menciptakan momen perbincangan yang serius dan mendalam, dibungkus dengan cerita-cerita yang menghibur dan “kekinian”, serta humor yang cadas. Buku ini merupakan tamparan di wajah yang menyegarkan untuk kita semua, supaya kita bisa mulai menjalani kehidupan yang lebih memuaskan, dan apa adanya.

2. Atomic Habits: Perubahan Kecil yang memberikan hasil luar biasa

Buku Atomic Habits karya James Clear merupakan buku pengembangan diri yang berisikan cara mengubah hidup melalui kebiasaan-kebiasaan kecil. Tidak hanya itu, buku ini juga berisikan teori-teori ilmiah serta kumpulan kisah inspiratif dari sejumlah tokoh sukses di dunia.

Pada umumnya perubahan-perubahan kecil seringkali terkesan tak bermakna karena tidak langsung membawa perubahan nyata pada hidup suatu manusia. Jika diumpamakan sekeping koin tidak bisa menjadikan kaya, suatu perubahan positif seperti meditasi selama satu menit atau membaca buku satu halaman setiap hari mustahil menghasilkan perbedaan yang bisa terdeteksi. Namun, hal tersebut tidak sejalan dengan pemikiran James Clear, ia merupakan seorang pakar dunia yang terkenal dengan ‘habits’ atau kebiasaan. Ia tahu bahwa tiap perbaikan kecil bagaikan menambahkan pasir ke sisi positif timbangan dan akan menghasilkan perubahan nyata yang berasal dari efek gabungan ratusan bahkan ribuan keputusan kecil. Ia menamakan perubahan kecil yang membawa pengaruh yang luar biasa dengan nama atomic habits.

3. Filosofi Teras

Filosofi Teras merupakan buku pengantar filsafat Stoa yang dibuat untuk menjawab permasalahan terkait tingkat kekhawatiran  yang cukup tinggi dalam skala nasional, terutama yang dialami oleh anak muda. Buku ini ditulis oleh Henry Manampiring, yang terinspirasi dari buku How to be a Stoic karya Massimo Piggliuci, seorang penulis kenamaan Italia yang juga penganut Stoisisme.

Buku Filosofi Teras diawali dengan menceritakan tentang sebuah survei kekhawatiran nasional yang semakin masif sekaligus menyajikan tentang sekilas kehidupan si penulis yang dipenuhi oleh emosi negatif yang berlebihan. Dalam buku ini dijelaskan bahwa penyebab emosi negative atau kecemasan yang berlebihan disebabkan oleh rasio atau pola pikir yang keliru. Pada akhirnya, penulis menyarankan para pembaca untuk memperbaiki pola pikir yang keliru tersebut, dengan salah satu contohnya ialah menerapkan filsafat Stoa (Stoisisme) yang pada buku tersebut kemudian diterjemahkan sebagai “Filsafat Teras” dalam kehidupan sehari-hari. Dalam buku tersebut, filsafat Stoa digambarkan secara sederhana dengan inti dikotomu kendali nasib manusia, sehingga dari dikotomi kendali tersebut, manusia dapat menentukan hal-hal yang dapat membuatnya bahagia maupun tidak.

4. Berani Tidak Disukai

Buku Berani Tidak Disukai merupakan buku bergenre Self Improvement yang ditulis oleh Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga. Buku ini sudah terjual lebih dari 3,5 juta eksemplar, mengungkap rahasia mengeluarkan kekuatan terpendam yang memungkinkan Anda meraih kebahagiaan yang hakiki dan menjadi sosok yang Anda idam-idamkan.

Apakah kebahagiaan adalah sesuatu yang Anda pilih? Berani Tidak Disukai menyajikan jawabannya secara sederhana dan langsung. Berdasarkan teori Alfred Adler, satu dari tiga psikolog terkemuka abad kesembilan belas selain Freud dan Jung, buku ini mengikuti percakapan yang mengugah antara seorang filsuf membantu muridnya memahami bagaimana masing-masing dari kita mampu menentukan arah hidup kita, bebas dari belenggu trauma masa lalu dan beban ekspektasi orang lain.

Buku yang kaya kebijaksanaan ini akan memandu Anda memahami konsep memaafkan diri sendiri, mencintai diri, dan menyingkirkan hal-hal yang tidak penting dari pikiran. Cara pikir yang membebaskan ini memungkinkan Anda membangun keberanian untuk mengubah dan mengabaikan batasan yang mungkin Anda berlakukan bagi diri Anda.

5. The 7 Habits of Highly Effective People

Buku The 7 Habits of Highly Effective People (Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif), untuk pertama kali terbit pada tahun 1989, adalah sebuah buku pengembangan diri yang ditulis oleh Stephen R. Covey. Buku ini telah terjual lebih dari 15 juta kopi dalam 38 bahasa sejak publikasi pertamanya. Covey menyajikan pendekatan untuk menjadi efektif dalam mencapai tujuan dengan menyelaraskan diri pada apa yang dia sebut sebagai prinsip etika karakter yang menurutnya universal dan abadi.

Dalam buku ini, Stephen R. Covey memaparkan tujuh kebiasaan penting menurut Stephen R. Covey yang akan sangat mempengaruhi manusia, antara lain:

  1. Jadilah proaktif. Menjadi proaktif yang dimaksud Covey yaitu menjadi orang yang memberikan respon secara sadar dengan pertimbangan yang matang.
  2. Mulai dari akhir. Mulai dari akhir yang dimaksudkan adalah dari pikiran kita. Covey meminta kita untuk memiliki pandangan yang jelas tentang tujuan kita.
  3. Dahulukan yang Utama. Kemampuan memilah kepentingan sesuai kebutuhan akan membuat kita mampu mendahulukan mana yang penting dan harus dikerjakan terlebih dahulu.
  4. Berpikir menang-menang. Artinya kita harus selalu mencoba menemukan solusi supaya bisa meraih kemenangan untuk semua pihak. Membiasakan diri untuk selalu berpikir mampu memenangkan banyak pihak akan membuat kita selalu berusaha mencapai hasil terbaik.
  5. Mengerti orang lain sebelum dimengerti. Orang yang efektif akan mampu memiliki empati yang besar dan menghargai orang lain dengan cara memahami mereka.
  6. Orang yang mampu bersinergi dengan baik pada sesama manusia akan menjadi orang yang efektif. Melalui hubungan yang baik ini keduanya akan bisa mnyelesaikan pekerjaan dengan jauh lebih cepat dan baik lagi.