SAKSI MATA
Di ruang pengadilan, saksi mata itu datang tanpa mata. Dari lubang bekas tempat kedua matanya perlahan-lahan terus menerus mengalir darah yang berwarna merah. Para pengunjung pengadilan menjadi gempar dan berteriak-teriak dengan emosi meluap-luap sementara para wartawan sibuk memotret Saksi Mata itu dari segala sudut, membuat suasana menjadi panas. Bapak hakim yang Muliaegera sadar dan mengetuk palunya. Dengan sisa wibawanya ia berhasil menenangkan hadirin, dan bisa memulai untuk menginterogasi saksi mata tersebut.
Saksi mata tanpa mata mengaku bahwa matanya diambil dengan sendok oleh sekawanan ninja. Hadirin yang hadir di ruang pengadilan pun mulai riuh kembali. Lagi-lagi Bapak Hakim mengetukkan palunya supaya keadaan menjadi tenang, lalu ,enjanjutkan pertanyaan. Bapak Hakim heran mengapa saksi mata tanpa mata itu diam saja dan tidak melawan. darah yang keluar dari matanya terus bercucuran memenuhi ruangan dan luber sampai ke halaman.
MOEMIE
Gadis berusia Seratus Tahun merantang sejarah sebuah keluarga peranakan (Indonesia-Belanda) dalam waktu seratus tahun. Bermula di sebuah negeri yang ketika itu bernama Hindia Belanda, melewati masa pendudukan Jepang, kemerdekaan 1945, pengakuan kedaulatan 1959, peristiwa G30S 1965, sampai tragedi Mei 1998 dan Bom bali. Selama rentan waktu yang panjang itu, peristiwa-peristiwa berkelindan dengan peristiwa di belahan dunia, mulai dari perang Dunia II sampai Tragedi 9//11. Cerita berlatar Indonesia dan Negeri peranakannya dalam 3 generasi.
Sejarah dikaji dari catatan yang ditinggalkan dari masa lampau. Karena itu sejarah sangat bersandar pada seberapa lengkap catatan yang menjadi bahan kajian. Tetapi sejarah juga tergantung dari sudut mana sejarah itu ditulis. Keberpihakan, dengan begitu tidak mudah dihindari. Lewat novel ini, setidaknya kita membaca sejarah kita sendiri dari sudut lain.
HALAMAN TERAKHIR
Hoegeng sedang diuji, dua kasus mencuat, mencuri perhatiannya yang kala itu menjabat sebagai kapolri, Dua kasus yang membuatnya terbentur tembok raksasa yang menguji integritasnya sebagai seorang polisi. Kasus pertama adalah Sum Kuning. Kasus pemerkosaan yang menggegerkan kota Yogyakarta. Meski telah menggali amanat dalam, selalu ada batu yang mengganjal usahanya menemukan pelaku. Berbagai gangguan mengalihkan penyidikan dari bukti dan fakta.
Kasus kedua adalah penyelundupan mobil mewah. Keterlibatan Seorang putra pejabat tinggi di tanah air membuat kasus ini sulit menyentuh dasar masalahnya. seolah para pelaku telah mengantisipasi langkah Hoegeng dan anak buahnya, semakin dalam penyelidikan, semakin bukti itu menghilang. Kasus-kasus itu terus membayangi Hoegeng, membebani nuraninya. Mampukah Hoegeng, sang polisi jujur menutup mata dan meninggalkan sesuatu yang telah dimulainya itu?
GADIS PANTAI
Novel Gadis Pantai menceritakan seorang gadis pantai yang masih berumur empat belas tahun. Kehidupan sehari-harinya menumbuk udang, dan membenahi jala untuk mencari ikan di laut. Suatu ketika, ada seorang utusan menemui ayah Gadis Pantai karena diutus untuk meminta anaknya dinikahkan dengan Bendoro. Pada dasarnya ada lima babak besar yang menggambarkan ide dasar cerita, yakni Gadis Pantai meninggalkan kampung,Gadis Pantai beradaptasi di rumah Bendoro, Gadis Pantai sebagai istri Bendoro, Gadis Pantai mengunjungi orang tuanya, dan Gadis Pantai diceraikan.
TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK
Di Negeri Batipuh Sapuluh Koto (Padang panjang), seorang pemuda bergelar Pendekar Sutan, kemenakan Datuk Mantari Labih, merupakan pewaris tunggal harta peninggalan ibunya. Karena tak bersaudara perempuan, maka harta bendanya diurus oleh mamaknya. Datuk Mantari Labih hanya bisa menghabiskan harta tersebut, sedangkan untuk kemenakannya tak boleh menggunakannya. Hingga suatu hari, ketika Pendekar Sutan ingin menikah namun tak diizinkan menggunakan hartanya tersebut, terjadilah pertengkaran yang membuat Datuk Mantari Labih terbunuh. Pendekar Sutan ditangkap, saat itu ia baru berusia 15 tahun. Ia dibuang ke Cilacap, kemudian dibawa ke Tanah Bugis. Karena Perang Bone, akhirnya ia sampai di Tanah Mengkasar. Beberapa tahun berjalan, Pendekar Sutan bebas dan menikah dengan Daeng Habibah, putri seorang penyebar agama Islam keturunan Melayu. Empat tahun kemudian, lahirlah Zainuddin.
Saat Zainuddin masih kecil, ibunya meninggal. Beberapa bulan kemudian ayahnya menyusul ibunya. Ia diasuh Mak Base, teman ayahnya. Pada suatu hari, Zainuddin meminta izin Mak Base untuk pergi ke Batipuh, sumbar, mencari sanak keluarganya di negeri asli ayahnya. Dengan berat hati, Mak Base melepas Zainuddin pergi.