Terdapat berbagai sumber yang menguak sejarah tentang buku. Awalnya, buku pertama disebutkan lahir di Mesir pada tahun 2400-an SM setelah orang Mesir menciptakan kertas papyrus. Kertas papyrus yang berisi tulisan ini digulung dan gulungan tersebut merupakan bentuk buku yang pertama. Sumber lain mengatakan buku sudah ada sejak zaman Sang Budha di Kamboja karena pada saat itu Sang Budha menuliskan wahyunya di atas daun kemudian membacanya berulang-ulang. Beberapa abad kemudian, para cendekiawan di Tiongkok menuliskan ilmu-ilmunya di atas lidi yang diikatkan menjadi satu.

Terlepas dari sejarah buku tersebut, berikut ini buku-buku tertua di dunia yang berusia ribuan tahun.

  1. Buku Emas Etruscan

Buku Emas Etruscan dinobatkan sebagai buku tertua di dunia lantaran berasal dari sekitar 600 tahun SM. Seluruh bagian buku terbuat dari emas 24 karat. Buku ini terdiri dari enam lembar yang diikat menjadi satu. Buku ini ditemukan sekitar akhir tahun 1950-an ketika sedang ada penggalian sebuah kanal di sebuah makam di sepanjang sungai Struma, Bulgaria.

Hal yang menarik dalam buku ini adalah buku ini memiliki ilustrasi penunggang kuda, siren (makhluk yang mirip putri duyung), harpa (alat musik petik), serta tentara. Buku ini telah disumbangkan ke Museum Sejarah Nasional Bulgaria oleh seseorang berusia 87 tahun yang tidak diketahui namanya. Buku ini diperkirakan telah berusia 2.673 tahun.

  1. Tablet Emas Pyrgi

Tablet Emas Pyrgi ditemukan kala penggalian kota pelabuhan kuno di daerah Pyrgi di Italia pada tahun 1964. Tablet emas ini berasal dari 500 tahun sebelum masehi dan diketahui pengarangnya yakni Thefarie Veliana, King of Caere. Meskipun tidak berbentuk seperti buku, tetapi pada tablet ini memiliki lubang ditepinya yang dipercaya bahwa tablet emas ini pernah diikat menjadi satu bagian.

Tablet Emas Pyrgi ditulis dalam teks Etruscan, menggunakan dua bahasa yakni bahasa Etruscan kuno dan bahasa Fenisia. Tablet ini berisi tentang dedikasi Raja Thefarie Velianas kepada Dewi Fenisia Astarte. Tablet Emas Pyrgi kini berada di Museum Etruska Nasional di Roma, Italia. Tablet Emas Pyrgi diperkirakan telah berusia 2.513 tahun.

  1. Perpustakaan Nag Hammadi

Perpustakaan Nag Hammadi adalah kumpulan dari tiga belas naskah yang terkubur dalam toples tertutup. Toples tersebut kemudian ditemukan di kota Mesir Nag Hammadi oleh seorang petani bernama Muhammad Al-Samman pada tahun 1945.

Naskah-naskah tersebut sebagian besar berisi tentang risalah Gnostik. Namun, ada juga karya-karya milik Corpus Hermitcum, terjemahan dari Republik Plato dan teks Injil Thomas terlengkap yang pernah diketahui.

Berbagai naskah tersebut diyakini berasal dari abad ke-3 dan ke-4 yang sengaja dikubur pasca Santo Athanasius melarang penggunaan kitab-kitab non-kronik pada tahun 367 Masehi. Dari penemuan itu, banyak penelitian modern yang dilakukan terhadap Kekristenan awal dan Gnostisisme.

Naskah Nag Hammadi kini berada di Museum Koptik di Kairo, Mesir dan diperkirakan telah berusia 1963 tahun.

  1. Kitab Injil St Cuthbert

Kitab Injil St Cuthbert merupakan buku tertua di Eropa yang berasal dari abad ke-7 yang awalnya adalah milik pribadi seorang pemimpin Kristen Cuthbert, yang ditemukan di pulau Lindisfarne.

Kitab ini pernah dipindahkan ke Durham untuk menghindari perampokan Viking dan baru ditemukan kembali pada tahun 1104 masehi dengan tulisan yang telah ditambahkan pada sampul bagian dalam. Kitab ini diperkirakan telah berusia 1.315 tahun.

  1. Kitab Kells

Kitab Kells merupakan salah satu peninggalan Irlandia terbesar yang muncul sekitar tahun 800 Masehi. Kitab ini berisi manuskrip bergambar yang ditulis dalam bahasa Latin serta berisi empat Injil Perjanjian Baru. Kitab ini dipercaya milik seorang biarawan Irlandia dari abad ke-6. Kitab ini diberi nama Abbey of Kells dan kini disimpan rapi di Perpustakaan Trinity College di Dublin, Irlandia.  Kitab ini diperkirakan telah berusia 1.213 tahun.

  1. Alkitab Gutenberg

Alkitab Gutenberg adalah buku pertama yang dicetak dan diproduksi secara massal. Alkitab Gutenberg dicetak oleh seorang penemu mesin cetak yang memulai Revolusi Percetakan pada tahun 1450-1455 yaitu Johannes Gutenberg.

Dokumentasi awal menunjukkan terdapat 200 eksemplar alkitab yang dicetak dengan bahan kertas katun linen dan 30 eksemplar menggunakan kulit binatang velum.

Sayangnya, kini hanya 22 eksemplar yang diketahui keberadaannya. Oleh karena itu, Alkitab Gutenberg menjadi hal yang paling langka dan berharga di dunia.